Jumat, 05 September 2008

JSX 1.999,534

"Kata Anak Saya"

Hari ini Jumat, tanggal 5 September 2005, pada penutupan sesi pertama Bursa saham Indonesia, indeks saham turun menjadi 1.999,534 dari indeks yang selama ini bertahan di 2.000-an. Akhirnya indeks 2.000-an yang dibanggakan selama ini "pecah". Indeks saham merupakan tolak ukur atas naik-turunnya harga saham - saham yang diperdagangkan di bursa saham. Bursa saham Indonesia dikenal dengan nama Bursa Efek Indonesia (BEI) berubah nama dari Bursa Efek Indonesia (BEJ) dan berkantor di jalan Sudirman Jakarta.

Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar atau tempat untuk berdagang instrument pasar modal seperti Saham, Obligasi dan instrument pasar modal lainnya. saham merupakan suatu bukti kepemilikan bagi si pemegang saham terhadap perusahaan yang mengeluarkan Saham tersebut. Sedangakan Obligasi adalah efek bersifat hutang yang dikeluarkan perusahaan untuk mencari sumber pendanaan melalui pasar modal.

Saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM), PT Aneka Tambang (ANTM), PT Astra Internasional (ASII), dll. Sedangkan Obligasi dapat dibedakan diantaranya obligasi korporasi, Surat Utang Negara (SUN), Obligasi Ritel Negara Indonesia( ORI).

Banyak orang atau investor yang pesimis melihat penurunan harga saham-saham Indonesia dan bahkan saham-saham dibelahan dunia lainnya, tapi "mendung tak akan selamanya kelabu" atau ada istilah juga pada orang Karo "labo pagi gel-gel" yang berarti Indeks saham tidak akan selamanya turun, peluang untuk kembali naik masih tetap ada. Kapan ??? tidak ada yang tahu, hanya waktu yang akan menjawapnya.

Jadi, apakah Investasi saham anda juga sedang mengalami penurunan? Semoga anda sabar menghadapi keadaan ini, Semoga ....

3 komentar:

Anonim mengatakan...

yah...namanya juga investasi saham, orientasinya harus jangka panjang kali ya...jd kalau sedang turun, tunggu sampai naik lagi.

Anak Dokan mengatakan...

Kila...uga maka la tukurndu ANTM ku ndai? Ko terbang ia gundari, kita je denga :(

Anak Dokan mengatakan...

Ok. Sekarang serius.
Menurut saya, ngeliat kondisi pasar saham sekarang ini, tergantung dari sudut pandang mana. Seorang yang optimis akan menganggap jatuhnya index sebagai peluang untuk "membeli uang $1 dengan harga $0.5". Tapi seorang yang pesimis akan lari ketakutan sehingga menjual uangnya yang $1 dengan harga $0.4.

Yang manakah kita?

Yang pasti seorang investor yang bijak seharusnya:

- mengenali kemampuan keuangannya sebelum melakukan investasi, sehingga pada saat sulit tidak harus menjual $1 seharga $0.4.
- belilah saham yang bisnis/manajemennya dipahami.

Salam optimis!
Anak Dokan